Lanjutt !!!
Bahasa Jepang juga digunakan oleh sejumlah
penduduk negara yang pernah ditaklukkannya seperti
Korea dan
Republik Cina. Ia juga dapat didengarkan di
Amerika Serikat (
California dan
Hawaii) dan
Brasil akibat emigrasi orang Jepang ke sana. Namun keturunan mereka yang disebut
nisei (二世, generasi kedua), tidak lagi fasih dalam bahasa tersebut.
Bahasa Jepang terbagi kepada dua bentuk yaitu Hyoujungo (標準語), pertuturan standar, dan Kyoutsugo (共通語), pertuturan umum. Hyoujungo adalah bentuk yang diajarkan di sekolah dan digunakan di televisi dan segala perhubungan resmi.
Lafal vokal
Bahasa Jepang mempunyai 5 huruf vokal yaitu /a/, /i/, /u/, /e/, dan /o/.
- /a/ seperti "bapa"
- /i/ seperti "ibu"
- /u/ seperti "urut"
- /e/ seperti "esok"
- /o/ seperti "obor"
Tulisan bahasa Jepang
Tulisan bahasa Jepang berasal dari tulisan bahasa China (漢字/kanji)
yang diperkenalkan pada abad keempat Masehi. Sebelum ini, orang Jepang
tidak mempunyai sistem penulisan sendiri.
Tulisan Jepang terbagi kepada tiga:
Bahasa Jepang yang kita kenal sekarang ini, ditulis dengan
menggunakan kombinasi aksara Kanji, Hiragana, dan Katakana. Kanji
dipakai untuk menyatakan arti dasar dari kata (baik berupa kata benda,
kata kerja, kata sifat, atau kata sandang). Hiragana ditulis sesudah
kanji untuk mengubah arti dasar dari kata tersebut, dan menyesuaikannya
dengan peraturan tata bahasa Jepang.
Kana
Aksara Hiragana dan Katakana (kana) memiliki urutan seperti dibawah
ini, memiliki 46 set huruf masing-masing. Keduanya (Hiragana dan
Katakana) tidak memiliki arti apapun, seperti abjad dalam Bahasa
Indonesia, hanya melambangkan suatu bunyi tertentu, meskipun ada juga
kata-kata dalam bahasa Jepang yang terdiri dari satu 'suku kata',
seperti me (mata), ki (pohon), ni (dua), dsb. Abjad ini diajarkan pada tingkat pra-sekolah (TK) di Jepang.
Kanji

Artikel utama untuk bagian ini adalah:
Kanji
Banyak sekali kanji yang diadaptasi dari Tiongkok, sehingga menimbulkan banyak kesulitan dalam membacanya. Dai Kanji Jiten
adalah kamus kanji terbesar yang pernah dibuat, dan berisi 30.000
kanji. Kebanyakan kanji sudah punah, hanya terdapat pada kamus, dan
sangat terbatas pemakaiannya, seperti pada penulisan suatu nama orang.
Oleh karena itu Pemerintah Jepang membuat suatu peraturan baru mengenai jumlah aksara kanji dalam Joyō Kanji
atau kanji sehari-hari yang dibatasi penggunaannya sampai 1945 huruf
saja. Aksara kanji melambangkan suatu arti tertentu. Suatu Kanji dapat
dibaca secara dua bacaan, yaitu Onyōmi (adaptasi dari cara baca China)
dan Kunyōmi (cara baca asli Jepang). Satu kanji bisa memiliki beberapa
bacaan Onyomi dan Kunyomi.
Tanda baca
Dalam kalimat bahasa Jepang tidak ada spasi yang memisahkan antara
kata dan tidak ada spasi yang memisahkan antara kalimat. Walaupun bukan
merupakan tanda baca yang baku, kadang-kadang juga dijumpai penggunaan
tanda tanya dan
tanda seru di akhir kalimat.
Tanda baca yang dikenal dalam bahasa Jepang:
- 。(句点/kuten) Fungsinya serupa dengan tanda baca titik yakni untuk mengakhiri kalimat.
- 、(読点/toten) Fungsinya hampir serupa dengan tanda baca koma yakni untuk memisahkan bagian-bagian yang penting dalam kalimat agar lebih mudah dibaca
Angka dan Sistem Penghitungan
Bangsa Jepang pada zaman dahulu (dan dalam jumlah yang cukup terbatas pada zaman sekarang) menggunakan angka-angka
Tionghoa, yang lalu dibawa ke
Korea dan sampai ke Jepang. Berikut ini adalah daftar angka-angka Jepang.
一
Satu |
二
Dua |
三
Tiga |
四
Empat |
五
Lima |
六
Enam |
七
Tujuh |
八
Delapan |
九
Sembilan |
十
Sepuluh |
Setelah Kekaisaran Jepang mulai dipengaruhi oleh
Eropa, angka-angka
Arab mulai digunakan secara besar-besaran, dan hampir mengganti sepenuhnya kegunaan angka Tionghoa ini.
Dalam penggunaannya di Bahasa Jepang, dan untungnya juga agak mirip
di bahasa Indonesia, angka-angka ini tidak bisa digunakan seperti itu
saja untuk menyatakan sebuah jumlah dari sebuah barang, waktu dan
sebagainya. Pertama-tama jenis barangnya harus dipertimbangkan, lalu
ukurannya, dan akhirnya jumlahnya. Cara berhitung untuk waktu dan
tanggal pun berbeda-beda, maka satu hal yang harus dilakukan adalah
menghafalkan cara angka-angka ini bergabung dengan satuannya.
Cara menghitung barang
Barang secara umum
Untuk mengucapkan 1 buah yaitu ひとつ(hitotsu) dan seterusnya menambahkan huruf tsu (つ)
Barang panjang
Barang tipis
Hanya perlu angka biasa ditambahi satuan まい(mai) sebagai akhiran,
Misal: 1 lembar いちまい(ichimai) ,dst . Bisa digunakan untuk menghitung
jumlah kertas, baju, perangko, dan benda tipis lainnya.
Barang besar
Hanya perlu angka biasa ditambahi satuan だい(dai) sebagai akhiran,
Misal: 1 buah いちだい (ichidai),dst . Bisa digunakan untuk menghitung
jumlah barang elektronik yang besar, atau barang besar pada umumnya,
seperti televisi, kulkas, rumah, mobil dan sebagainya
Cara menghitung orang
Untuk mengucapkan seorang dan seterusnya menggunakan angka biasa
ditambahi satuan にん(nin), misal: 3 orang さんにん (sannin) 7 orang しちにん
(shichinin),kecuali untuk 1 orang dan dua orang terjadi pengecualian
ucapan yaitu ; hitori (ひとり)( 1 orang ), futari(ふたり) ( 2 orang)
Tata bahasa
Tata kalimat dalam Bahasa Jepang memakai aturan subyek-obyek. Subyek,
obyek dan relasi gramatika lainnya biasa ditandai dengan partikel, yang
menyisip di kalimat dan disebut posisi akhir (postposition). Struktur
dasar kalimat memakai cabang topik. Contohnya adalah, Kochira-wa Tanaka-san desu (こちらは田中さんです). Kochira ("ini") merupakan topik dari kalimat ini. Kata kerjanya ialah "desu" yang berarti "it is" dalam bahasa Inggris. Dan yang terakhir, Tanaka-san desu merupakan cabang atau komentar dari topik ini.
Infleksi dan konjugasi
Dalam bahasa Jepang, kata benda tidak memiliki bentuk numeral, jenis kelamin, atau aspek lainnya. Contohnya pada kata benda hon (本) yang mungkin berarti sebuah atau beberapa buku. Juga pada kata hito (人) yang mungkin berarti orang atau sekumpulan orang. Kata untuk menyebut orang biasanya dalam bentuk tunggal, contohnya Harada-san. Kalau kata panggil jamak, biasanya disebut -tachi.
Pertanyaan mempunyai bentuk yang sama dengan kalimat afirmatif.
Intonasi akan meninggi setiap akhir dari kalimat pertanyaan. Dalam
situasi resmi, biasanya kalimat pertanyaan disertai partikel -ka. Contohnya, kalimat ii desu (いいです。) yang berarti "Baiklah" menjadi bentuk ii desu ka (いいですか?) yang berarti "Boleh kan?". Biasanya pada situasi tidak resmi, partikel -no (の) untuk menunjukkan penekanan, contohnya pada kalimat Doshite konai-no? yang berarti "Kenapa (kamu) tidak datang?".
Kalimat negatif dibentuk dengan mengubah bentuk kata kerja. Contohnya pada kalimat Pan o taberu (パンを食べる。) yang artinya "Saya akan makan roti) menjadi Pan-o tabenai (パンを食べない。) yang artinya "Saya tidak akan makan roti".
Adjektiva
Ada tiga bentuk kata sifat dalam bahasa Jepang:
- 形容詞 (keiyoshi) yaitu penambahan partikel -i, yang memiliki akhiran konjugasi い (i). Contohnya: 暑い日 (atsui hi) yang berarti "hari yang panas"
- 形容動詞 (keiyodoshi) yaitu penambahan partikel -na. Contoh: 変なひと (henna hito) yang berarti "orang aneh"
- 連体詞 (rentaishi) yaitu kata sifat sebenarnya. Contoh: あの山 (ano yama)
Partikel
Bahasa Jepang juga memiliki beberapa partikel yaitu:
- が ga untuk bentuk nominatif
- に ni untuk bentuk dativ.
- の no untuk bentuk genital
- を o untuk bentuk akusatif
Kesopanan
Biasanya untuk menghormati orang yang lebih tinggi, seperti kepada
menteri atau direktur, dipakai bahasa Jepang sopan yang disebut (丁寧語) teineigo. Untuk menyebut nama menteri, diakhiri dengan partikel -sama atau -sangi. Contoh: Katsumoto-sangi (勝本ー参議). Untuk berkenalan, kita harus menggunakan bentuk bahasa sopan. Tapi, kalau sudah akrab, kita boleh memakai bahasa umum.
Kosa kata
Bahasa Asli Jepang yaitu berasal dari bahasa asli pemukim Jepang zaman dahulu disebut
yamato kotoba (大和言葉 ) yang berarti kosa kata
Yamato. Kosakata Jepang sebagian besar berakar atau berasal dari
Cina disebut
kango (漢語) yang masuk pada abad ke-5 lewat
Semenanjung Korea.
Jepang banyak mengadopsi kosakata dari bahasa Inggris, kata-kata adopsi
ini umumnya ditulis menggunakan huruf katakana. Contoh: マイカー (
maikaa - sama dengan pelafalan "my car") yang berarti "mobil saya"
Belajar Bahasa Jepang
Beberapa
universitas internasional
di dunia mengajarkan bahasa Jepang. Mulainya ketertarikan belajar
bahasa Jepang sewaktu abad ke-18 Masehi, lalu melonjak dimana
Jepang mulai memimpin ekonomi dunia pada tahun 1980. Bahasa Jepang semakin diminati karena mendominasi dunia
kartun (
anime dan
manga) di seluruh penjuru dunia. Kebanyakan dari
otaku
(penggemar anime) bisa berbicara bahasa Jepang walaupun hanya dasarnya.
Pemerintah Jepang sebagai pihak yang mengatur bahasa Jepang menyediakan
tes profisiensi sejenis
TOEFL yaitu
JLPT (Japanese Language Proficiency Test).
Kekerabatan bahasa Jepang
Para pakar bahasa tidak mengetahui secara pasti kekerabatan bahasa Jepang dengan bahasa lain. Ada yang menghubungkannya dengan
bahasa Altai, namun ada pula yang menghubungkannya dengan
bahasa Austronesia.
[2] Selain itu ada pula kemiripan secara tatabahasa dan dalam susunan kalimat serta secara fonetik dengan
bahasa Korea meski secara kosakata tidaklah begitu mirip.
Bilangan dalam bahasa Jepang dengan bahasa Melayu/Indonesia
Bilangan |
Bahasa Jepang |
Bahasa Indonesia |
0 |
rei |
nol |
1 |
ichi |
satu |
2 |
ni |
dua |
3 |
san |
tiga |
4 |
shi/yon |
empat |
5 |
go |
lima |
6 |
roku |
enam |
7 |
shichi/nana |
tujuh |
8 |
hachi |
delapan |
9 |
kyū |
sembilan |
10 |
jū |
sepuluh |
20 |
ni-jū |
dua puluh |
30 |
san-jū |
tiga puluh |
40 |
shi-jū |
empat puluh |
50 |
go-jū |
lima puluh |
60 |
roku-jū |
enam puluh |
70 |
shichi-jū |
tujuh puluh |
80 |
hachi-jū |
delapan puluh |
90 |
kyū-jū |
sembilan puluh |
100 |
hyaku |
seratus |
1000 |
sen |
seribu |
10000 |
man |
sepuluh ribu |
100000 |
jū-man |
seratus ribu |
1000000 |
hyaku-man |
satu juta |
100000000 |
oku |
seratus juta |
1000000000000 |
chō |
satu triliun |
Rujukan
- ^ "Japanese". Languages of the World. Diakses pada 29 Februari 2008.
- ^ Starostin et al. (2003:8–9)
Daftar pustaka
- Starostin, Sergei A., Anna V. Dybo, and Oleg A. Mudrak. 2003. Etymological Dictionary of the Altaic Languages, 3 volumes. Leiden: Brill Academic Publishers. ISBN 90-04-13153-1.
Pranala luar